Arts & Culture

ARTJOG MMXIX: Ruang | Bersama

“Mau ke ARTJOG ya, Mbak?”
Words by
Joice
Location
Indonesia

B-SIDE attended the opening weekend of ARTJOG MMXIX. This week, we are dropping a special 3-part series looking back at 12 years of ARTJOG, featuring some of the works at this year’s edition.


Read 12 Years of ARTJOG: Humble Beginnings to Brighter Futures here.

Read ARTJOG MMXIX: Arts in Common here.

“Mau ke ARTJOG ya, Mbak?” adalah pertanyaan yang kerap kali saya dengar setiap memesan kendaraan online ke Jogja National Museum. Tentu saja, ARTJOG yang telah menjadi acara tahunan bukanlah hal yang asing bagi warga lokal Yogyakarta, pun bagi para pelaku dan penikmat seni di Indonesia maupun mancanegara.

Menandai keberlangsungan ARTJOG yang ke-12, ARTJOG MMXIX (ARTJOG 2019) yang diselenggarakan dari tanggal 25 Juli hingga 25 Agustus 2019 di Jogja National Museum membawakan tajuk “Arts in Common” yang akan berlangsung selama 3 tahun ke depan hingga 2022. “Arts in Common” akan menjadi subjek yang memayungi sub-tema berbeda setiap tahunnya, diawali dengan sub-tema “Common | Space” untuk tahun ini.

Selain berangkat dengan rangkaian tema baru, ARTJOG MMXIX juga menandai ekspansi konsep dari “pameran seni” menjadi “festival seni.” Tim ARTJOG menghidupi konsep baru ini dengan mengundang lebih dari 80 penampil seni, mulai dari musisi, penari, penampil teater, hingga pembaca puisi untuk turut mementaskan karya mereka yang dijadwalkan setiap harinya selama satu bulan ARTJOG berlangsung.

Ruang | Bersama

Sub-tema ARTJOG tahun ini mencanangkan gagasan seni sebagai ‘ruang’, sebuah dimensi dan konstruk di mana segala hal, termasuk manusia dan alam semesta hidup dan berhubungan dengan satu sama lain. Karena itu, banyak karya seni yang mengeksplor hubungan-hubungan antara sesama manusia, manusia dengan alam, maupun manusia dengan ruang dari berbagai perspektif. Sebagai contoh, begitu memasuki area pameran, pengunjung akan disuguhkan dengan instalasi unik karya Andrita Yuniza yang berjudul “Whirlwind of Time.” Instalasi berukuran besar ini disusun dari ratusan dahan dan tangkai pohon yang dibuat sedemikian rupa hingga menyerupai pusaran angin puyuh. Andrita mengkombinasikan makna dahan pohon bekas sebagai pusat kehidupan bagi organisme lain sebelum akhirnya ditebang dan dibuang, dengan analogi kehidupan manusia sebagai pusaran angin, di mana tekanan yang terjadi dalam kehidupan merupakan buah dari pikiran dan tindakan mereka sendiri, lalu berujung ke ruang kosong di dalam pusat pusaran, tempat manusia bisa rehat sejenak dari badai di sekeliling mereka.

Sebagai pelengkap dari instalasi seni “Whirlwind of Time” yang menjadi pembuka, “Bubu Waktu” yang menggambarkan konsep ruang gerak dan ruang waktu menjadi instalasi terakhir di dalam gedung pameran. Instalasi seni bambu karya Sunaryo ini membentuk sebuah perangkap ikan raksasa yang menyerupai terowongan panjang, mengantar pengunjung keluar dari lokasi pameran di ujung terowongan. Di dalam terowongan tersebut, pengunjung akan ditemani dengan nuansa bambu, sebuah cermin besar, dan suara gemericik air. Bubu Waktu mengajak para pengunjung untuk menelusuri perspektif mengenai waktu dan bertanya, apakah perjalanan manusia mengikuti waktu selama ini merupakan sebuah perangkap yang tidak disadari.

Apresiasi untuk Seniman Muda

Selain menampilkan berbagai karya seni dan penampilan yang menarik, ARTJOG juga menunjukkan dukungan penuh terhadap skema seni di Indonesia dengan memberikan penghargaan Young Artist Awards kepada seniman-seniman muda berbakat di bawah usia 35 tahun. Tahun ini, dari 13 nominasi Young Artist Awards, tiga seniman muda yang mendapatkan apresiasi tersebut adalah Andrita Yuniza dengan karyanya “Whirlwind of Time”, Enka Komariah dengan “Juxtapose # 1”, dan Natasha Tontey dengan “Hama Memberkati/Pest to Power.” Penghargaan ini merupakan hasil penilaian dari panel juri yang terdiri dari Fumio Nanjo Direktur Mori Art Museum, Aaron Seeto Direktur Museum MACAN, Natasha Sidharta Direktur IndoArtNow, serta tim kuratorial ARTJOG MMXIX.

Penghargaan Young Artist Awards ini diberikan dengan tujuan untuk memotivasi serta mendorong semangat para seniman muda Indonesia untuk terus berkarya dan memajukan industri seni lokal maupun internasional. Dalam pemberian apresiasi dan dukungan ini, pemerintah Indonesia pun ikut andil, seperti yang diutarakan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia Sri Mulyani dalam pidato pembukanya di Opening Night ARTJOG MMXIX. Kehadiran Sri Mulyani sebagai pembuka resmi festival seni tersebut merupakan bentuk janji pemerintah Indonesia untuk senantiasa memberikan dukungan dan kemudahan akses bagi pelaku seni di Indonesia.

Memahami Seni

Kerap kali, penikmat seni amatiran seperti saya dibuat terheran-heran dengan sebuah karya seni, bahkan setelah membaca deskripsi yang biasa tertempel di dinding di sebelah karya tersebut. Pun halnya saat saya mengitari gedung 3 lantai di Jogja National Museum. Banyak momen di mana saya harus membaca berulang kali deskripsi karya yang dipajang dan masih tidak menangkap maknanya.

Karena itu, ARTJOG menyuguhkan program-program edukasi seni yang mengajak pengunjung untuk lebih memahami arti karya seni yang dipamerkan serta membawa penikmat seni lebih dekat dengan orang-orang di balik karya seni tersebut. Ada 3 program edukasi seni di ARTJOG tahun ini: Tur kuratorial, bertemu dengan seniman, dan LeksiKon.

Tur kuratorial dilaksanakan setiap Selasa dan Jumat di jam 3 sore, di mana tim kurator akan mengajak pengunjung untuk berkeliling gedung pameran dan menjelaskan konsep serta konteks dari karya-karya seni yang dipamerkan. Meet the artist atau bertemu dengan seniman diselenggarakan setiap hari Rabu di jam 3 sore, di mana seniman-seniman yang berkontribusi dalam ARTJOG MMXIX bertemu langsung dengan pengunjung dan berdiskusi singkat mengenai karya yang mereka ciptakan. Sedangkan, LeksiKon diadakan hanya 2 kali, pada tanggal 9 dan 10 Agustus 2019. LeksiKon merupakan seminar edukasi mengenai seni yang dibawakan melalui penampilan seni dan presentasi audio-visual dengan tujuan mengajak pengunjung untuk memahami seni dengan cara yang unik dan kreatif. Di tahun ini, beberapa seniman yang berpartisipasi dalam LeksiKon yakni Riri Riza, Syaiful Garibaldi, Fika Ria Santika, Etza Mesyara, Teguh Ostenrik, Lugas Syllabus, Uji Handoko, dan Natasha Tontey.

ARTJOG MMXIX menjadi bab baru dalam sejarah ARTJOG sejak pertama diselenggarakan dengan nama Jogja Art Fair di tahun 2008. Selain berangkat dengan sub-tema “Common | Space” yang menjadi pembuka tema besar “Arts in Common” selama 3 tahun ke depan, ekspansi ARTJOG menjadi sebuah festival seni yang menghadirkan seniman-seniman lokal maupun internasional juga menjadi penanda era baru bagi babak seni di Indonesia.

Ke depannya, Heri Permad selaku Direktur ARTJOG menekankan bahwa adanya ARTJOG dan festival seni lain di Indonesia diharapkan menjadi wadah bagi pelaku dan penikmat seni di Indonesia untuk menciptakan maupun mengapresiasi karya, sehingga industri seni di Indonesia dapat kian berkembang dan melahirkan seniman-seniman muda berbakat dan karya-karya kreatif.

Related Articles